Kamu, sang pemilik mimpi. Apa kabarmu malam ini? Sinar terangmu sinari bumi. Cerahkan muram, hilangkan kelam. Kamu, sedang berkutatkah dengan rutinitas? Mungkin saat ini kamu fokus pada deretan data. Mungkin juga sedang menghela nafas, lepaskan lelah. Atau mungkin sedang memainkan mimpi? Aku disini memandangmu jauh. Beri senyuman, coba ringankan bebanmu. Aku disini memandangmu jauh. Beri doa, agar bahagia bersamamu malam ini. Saat ini aku hanya memeluk siluet bayangmu. Hanya bayangan, ya. Saat ini aku memandang siluet bayangmu. Hanya memandang, ya. Malam ini, kuhaturkan syair demi syair. Tersusun lirik demi lirik. Temanimu di malam yang menemui larut. Tenggelam dalam hening dan kerlip bintang. Aku akan merangkai mimpi, sejenak. Mencoba untuk sampaikan itu, dengan hadirmu. Mungkinkah? Ada penghalang menghadang, tak bisa kulewati, hanya memandang muram durja dari sudut jendela retak. Sudah lama kita tak bertemu sapa, pemilik
Kau datang ketika ku bersimpuh sedih. Tanpa maksud, cahayamu pendarkan bahagia. Mungkin tak kamu sangka, Aku bangkit tanpa sesal berarti. Suaramu yang memanggilku, Ntah itu bagaikan lagu. Berputar tak pernah bosan. Terngiang selalu tanpa henti. Kau sentuh aku saat ku terjatuh. Mungkin hanya sepihak, Yang penting aku bisa berjalan. Daripada aku setia dalam kubang duka ini. Tidak banyak harapku. Aku bosan mengharap. Tapi bolehkan aku terus menerima pendarmu? Disentuh rona senang dan semangatmu?