Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2016

Rindu

Rindu. Terbelenggu dalam pusaran waktu. Menyelimuti malam, acuhkan kelam. Peluk hangat hati. Pagi datang bawa senyuman. Riuh angin pelan merajuk. Hirup udara bercampur embun rindu. Hela nafas ketika sesak mengadu. Aku merindukanmu.

Stuck in the Nyut-nyut

It's been 16.21 PM and still stuck in some codes >.<  Hal-hal yang paling aku benci jika sedang mandek gini adalah kepala ikutan mandek. Padahal dia gak gerak-gerak, tapi mandek. err salah ding, yg bener adalah kepala bagian belakang mulai rewel. nyut nyut (emang bisa bunyi?). Efek kurang tidur ya begitu. Padahal udah puas-puasin tidur 16 jam buat nabung masa tidur, masih gak berguna juga huhuhu Malam ini kemungkinan tidur cepat. Semoga gak ada panggilan dari walikota gocap untuk nolongin kucing yang mau melahirkan fufufu

Jarang Update

Sekarang agak jarang update ya. Maafkan #sungkem hehe. 

Have A Crush On You Today

Bulan sembunyi, Bintang terusik. Waktunya berganti, siklus berlari. Matahari di pagi ini menampakkan cerahnya. Angin mengiringi, senandung ceria. Tawamu indah hari ini. Menatapmu disela-sela keramaian membuat hatiku tenang. Pipimu yang memerah itu membuatku terpana. Aku terpukau pesonamu. Kau cantik hari ini. Bahkan lebih cantik dari hari yang telah lewat. Apakah setiap hari cantikmu meningkat? Mungkinkah? Aku rasa iya. Aku senang ketika mendengar suaramu dari kejauhan. Mungkin kamu tak sadar, tapi aku bisa. Suara khasmu sudah terpatri erat ditelingaku. Membuatku tersenyum sipu, memerahkan pipiku. coba matamu yang indah melirikku tadi.ha Coba kamu perhatikan aku tadi,  Maka rasa penasaranmu akan pipiku yang berubah warna akan terjawab. Karena aku tak bisa tahan untuk merasa bahagia jika melihatmu. Jilbab kuning yang kau pakai hari ini. Menguatkan aura magismu. Mengikatku. Membuatku selalu mencuri pandang terhadapmu. Darling, Sa

Tiada Ingin Berjudul

Sunyi kelam terantuk senja. Dengungnya rendah penuhi ruang hampa. Bisiknya temaram senandung merana. Lingkupi kelam tak berarak bersama. Biar mati tak terasa. Diam senyapkan wacana. Kala hidup tak terencana. Hening pelan mencumbu mesra. Denting piano semarakkan dunia. Bernada muram, bertemu durja. Asaku hilang ditelan nyata. Harapanku lenyap seiring mata. Pergi jauh tinggalkan cinta. Melangkah kelur terhambat rela.

Hening Amarah

Pergi. Kali ini aku akan pergi. Diam kau disitu. Tak usah seretku kembali. Puaskah kau bermain dengan ini? Terpenuhikah hasratmu? Diam. Sekali lagi tolong diam ! Kau pikir ini lucu? Menurutmu jenaka? Lelucon terbaik saat ini. Itu yang kau pikirkan? Aku pergi. Keluar dari permainan. Meski kau tangisi aku, tak akan aku peduli. Diam kau.

Momentum

Bulan Ramadan sedang memainkan skenarionya.  Ini momentum untuk intropeksi.  Dari semua aspek kegagalan, ntah itu hubungan, sampai dari soal ibadah.  Konflik vertikal dan horizontal mesti diluruskan lagi.  Mungkin butuh waktu.  Tapi semua tetap mungkin kan?

Intermezzo

Kalau diperhatikan dari posting awal sampe terakhir, jarang ada postingan yang memiliki kalimat panjang dalam 1 titik. Karena berhubungan dengan pribadi saya yang memang tidak senang untuk mengeluh terlalu berlebihan dan juga karena saya memang lebih gemar diam dalam tulisan. Introvert yang mendarah daging dalam setiap jejak langkah saya selama ini berperan besar menciptakan alter ego asli seperti itu. Ditambah bumbu Feel, ya jadilah puisi-puisi yang penuh sedu sedan mendayu khas penyair melayu ditinggal kekasih nikah dengan bangsawan seberang sana. Begitulah ciri khas tulisan saya. Darah yang mengalir membawa aliran B yang berfungsi membuat saya lebih senang singkat, padat. Begitu. Belum terbiasa curhat dengan segala aktifitas yang berjalan sepanjang hari, tentang klub sepakbola favorit saya, musik, makanan, kopi dan kesenangan saya keliling kota sendirian.  Ya saya suka jalan-jalan sekedar membuang-buang waktu dan uang hanya untuk memenuhi hasrat egois. Efek tinggal di kota

Mess I've Made

Ada langkah yg salah.  Ada keputusan yg keliru.  Komitmen kita menghalang. Janji kita menghadang. Pelan dan perlahan,  Mulai tampak apa yg aku khawatirkan.  Merayap tenang tanpa terbendung.  Melukis bayangan di kalbu sejuk itu. Ia mulai memeluk jiwaku.  Mesra.  Erat tanpa hasrat ingin lepas.  Tak mau berpisah. Ia masuk ke lingkup sensitif.  Hancurkan pertahanan yg sudah kubangun dengan susah payah.  Merasuk dengan penuh senyum palsu.  Pasrah. Ia itu rasa.  Rasa yang awalnya abu.  Perlahan memerah,  Namun sedikit memudar dengan cantik. Sehingga menjadi muda dengan menawan Ia itu cinta.  Sebuah rasa selembut marshmallow.  Namun setajam pedang disisi lain.  Mampu mabukkanku. Aku tahu,  Hanya aku yang merasakan ini.  Aku sadar,  Jejakku akan terhapus tiap detiknya. Inilah kesalahanku terbesar.  Aku sadar aku tak selamanya akan tinggal.  Aku akan pergi saat waktunya.  Biarkan kau bahagia bersamanya,  S

Iklan

Ketika introvert ingin mempublish curhatan diri, saat itulah pertarungan batin. Antara ogah, ingin, segan dan lain bercampur. mungkin jadi es teler, atau mungkin es buah. efek puasa 

Bab Baru

Ketika kau rasa lambat, karena kau berfikir ingin akhiri ini segera. Ketika kau rasa cepat, karena kau berfikir tak ingin akhiri ini segera. Lalu, Itu tanda? Kode ? Teka-teki? Baiklah. Kita buka bab baru. Tiada kau tertulis. Hanya aku yang merintis.

Bosan

Bosan. Detik terasa lambat, membuat menit dan jam mengantuk. Rasakan ketika alur kehidupan terasa. Terasa berjalan, melangkah pasti kedepan. Apa yang kau lakukan ketika bosan? Kalau aku, ya paling aku jalan-jalan. Menambah waktu mengelilingi seantero Batam. Sekalian wisata, ntah kuliner, bisa juga sekedar cuci mata. Bosan. Tolong aku.

Jeda

Ada jeda dalam cerita. Layar berganti, skenario berubah. Tak usah layu kau menunggu. Aku kan kembali bawa cerita. Mungkin dengan prolog yang terbaharui. Agar tak jemu. Nikmati. Karena kau akan berpartisipasi dalam cerita ini.

Merangkai Jujur

Hari yang lelah.  Hari yang kita bersama lewati.  Dimana saling bertukar sapa.  Dimana saling bertukar asa.  Aku tak tahu apa yg ku rasa.  Tak mau dipeluk rasa.  Tak mau dicandu rasa.  Hanya nikmati waktu yg berlalu bersamamu.  Ringan pundak saat kita arungi hari.  Tanpa beban.  Tak perlu sungkan.  Mengalir apa adanya.  Momen dimana kita lewati dengan menjadi diri sendiri.  Tiada palsu tertampil di panggung utama.  Tiada skenario yang bertolak belakang.  Kejujuran dan apa adanya prioritas kita.  Saat ini lah makna hubungan yg sebenarnya.  Tak ada topeng.  Tak ada keinginan ingin memuaskan yang lain.  Dimana bahagia itu yang tularkan pada yang lain. Apakah ini abadi?  Atau hanya semu?  Di depan ada kabut tebal.  Akankah mau kita sibak tirai itu? Siapkah hadapi kenyataan?

Pelukmu pada Malam

Malam semakin larut.  Matamu masih belum mau terpejam.  Apa yang menari dipikiranmu?  Sehingga tak mampu merayu lelahmu bersandar.  Dekap gulingmu yg lembut itu.  Rebahkan tubuhmu di belaian kasurmu.  Lepaskan pikiranmu kepada bantal yang siap menampung.  Biar kenangan hari ini tak akan pergi kemana.  Saat mimpi mulai memutar roll film.  Duduklah sejenak.  Nikmati mimpi indah yg telah kau pesan lewat doa.  Agar lelap tidurmu semakin terasa.  Tidurlah.  Kudekap dirimu dalam doa.  Kujaga dirimu dalam kehangatan.  Tak perlu kau hiraukan yang lain.  Tidurlah,  lelapkan matamu.  Matahari bersiap menyambut senyummu esok.  Tidurlah,  rebahkan penatmu.  Karena esok akan menyambutmu.

Welcome to my show !

Tenang. Duduk manis disana. Tunggu giliranmu tampil. Karena kita aktor, didalam lakon singkat ini. Mungkin kau tidak paham. Masing-masing kita memiliki naskah sendiri. Tak perlu kau recoki naskah yang lain, fokus saja pada dirimu. Sang sutradara telah sempurna mengatur jalan cerita. Nikmati saja. Jalani saja. Karena ada kejutan yang tak pernah kita duga, yang menunggu di ujung cerita, yang siap menyambutmu mesra. 2016-07-06 IR