Langsung ke konten utama

Pelukmu

Kau bagai matahari di antara bintang malam.
Menjaga mata untuk nikmati belaian sepoi malam.
Bintang bernyanyi, senandung nada mengalun.
Hiasi sunyi, arungkan semu awan.

Kau bagai manis dalam seruput espresso.
Terasa nyata di lidah, ambil alih pahit di muka.
Tak ku rasa pahit, tak ku rasa.
Hanya terasa nikmat elixir hitam ini karenamu.

Kau curang.
Kau selundupkan kafein ketika ku ingin pejamkan mata.
Ketika ku ingin melanglang buana mimpi.
Terpaksa mencari arah kantukku lagi

Aku ingin tidur.
Cukup bermain di kepalaku malam ini.
Bukankah ada hari esok?
Bukankah matahari masih menyambut?

Atau hanya aku?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Have A Crush On You Today

Bulan sembunyi, Bintang terusik. Waktunya berganti, siklus berlari. Matahari di pagi ini menampakkan cerahnya. Angin mengiringi, senandung ceria. Tawamu indah hari ini. Menatapmu disela-sela keramaian membuat hatiku tenang. Pipimu yang memerah itu membuatku terpana. Aku terpukau pesonamu. Kau cantik hari ini. Bahkan lebih cantik dari hari yang telah lewat. Apakah setiap hari cantikmu meningkat? Mungkinkah? Aku rasa iya. Aku senang ketika mendengar suaramu dari kejauhan. Mungkin kamu tak sadar, tapi aku bisa. Suara khasmu sudah terpatri erat ditelingaku. Membuatku tersenyum sipu, memerahkan pipiku. coba matamu yang indah melirikku tadi.ha Coba kamu perhatikan aku tadi,  Maka rasa penasaranmu akan pipiku yang berubah warna akan terjawab. Karena aku tak bisa tahan untuk merasa bahagia jika melihatmu. Jilbab kuning yang kau pakai hari ini. Menguatkan aura magismu. Mengikatku. Membuatku selalu mencuri pandang terhadapmu. Darling, Sa

Jadi, Inikah?

Sudah terkuak semua. Terbuka. Kutemukan kesakitanku. Perih. Inikah patah hati? Terkubur bersama rasa. Diiringi hujan. Seakan ikut berduka. Kembali ku terdiam. Hanyut dalam duka mendalam. Tatapku sayu padamu. Tertunduk seakan tak percaya. Aku harus relakanmu pergi. Tanpa bayangku mengiringi. Aku harus relakanmu pergi. Jauh tinggalkanku sendiri. Ku tutup bab ini dengan sungkan. Ingin melanjutkan, tapi enggan. Tiada kamu dibab baru kelak. Karena cerita kita sekarang berpisah jalan.