Langsung ke konten utama

Hai

Kepada pelipur laraku.
Apa kabarmu hari ini?
Tiada kata yang aku ucapkan untuk menyapamu.
Sekedar "say hello" pun tidak.

Aku berharap kamu baik-baik saja.
Tidak kurang satu pun.
Tidak sedang dilanda gundah.
Maupun resah yang kadang bosan.

Aku tidak tahu mengapa.
Aku memikirkanmu.
Kamu hadir tanpa permisi.
Kamu hadir bawa cahaya.

Aku senang ketika kita berjumpa untuk pertama kalinya.
Padahal kita tak pernah saling kenal.
Hanya bertukar cerita di malam kelam.
Hanya sekedar menumpahkan apa yang ada di kepala.

Aku merasakan debar yang telah lama hening.
Menusuk.
Memelukku dengan degup kencang.
Tapi nikmat.

Aku tak tahu apakah kamu sendiri.
Atau sudah bersama.
Aku hanya menikmati momen ini.
Melukis tinta cerita yang baru.

Bab ini sedang kita jalani.
Jalan penuh liku terhampar depan kita.
Jalur kita sama.
Ntah apa bisa bersatu di akhir.

Aku bersyukur.
Atas usahamu menyembuhkan lukaku.
Atas keinginanmu menghiburku.
Ketika aku tak ingin melihat matahari pagi lagi.

Untuk kamu.
Terima kasih.
Aku haturkan kalimat demi kalimat malam ini.
Untuk sekedar menuangkan apa yang aku rasakan.

Sudah malam.
Saatnya kita berpetualang di alam mimpi.
Bersama kita wujudkan imajinasi kita.
Bersama...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Have A Crush On You Today

Bulan sembunyi, Bintang terusik. Waktunya berganti, siklus berlari. Matahari di pagi ini menampakkan cerahnya. Angin mengiringi, senandung ceria. Tawamu indah hari ini. Menatapmu disela-sela keramaian membuat hatiku tenang. Pipimu yang memerah itu membuatku terpana. Aku terpukau pesonamu. Kau cantik hari ini. Bahkan lebih cantik dari hari yang telah lewat. Apakah setiap hari cantikmu meningkat? Mungkinkah? Aku rasa iya. Aku senang ketika mendengar suaramu dari kejauhan. Mungkin kamu tak sadar, tapi aku bisa. Suara khasmu sudah terpatri erat ditelingaku. Membuatku tersenyum sipu, memerahkan pipiku. coba matamu yang indah melirikku tadi.ha Coba kamu perhatikan aku tadi,  Maka rasa penasaranmu akan pipiku yang berubah warna akan terjawab. Karena aku tak bisa tahan untuk merasa bahagia jika melihatmu. Jilbab kuning yang kau pakai hari ini. Menguatkan aura magismu. Mengikatku. Membuatku selalu mencuri pandang terhadapmu. Darling, ...

Jadi, Inikah?

Sudah terkuak semua. Terbuka. Kutemukan kesakitanku. Perih. Inikah patah hati? Terkubur bersama rasa. Diiringi hujan. Seakan ikut berduka. Kembali ku terdiam. Hanyut dalam duka mendalam. Tatapku sayu padamu. Tertunduk seakan tak percaya. Aku harus relakanmu pergi. Tanpa bayangku mengiringi. Aku harus relakanmu pergi. Jauh tinggalkanku sendiri. Ku tutup bab ini dengan sungkan. Ingin melanjutkan, tapi enggan. Tiada kamu dibab baru kelak. Karena cerita kita sekarang berpisah jalan.

Heartache

Inilah waktunya. Ambil semua kesakitanku. Lelahku menunggu. Letihku menahan rasa. Dari awal, sudah kucoba tahan. Semenjak itu, aku coba. Apa yang lebih menyakitkan? Ketika tahu, janji yang kita buat untuk melindungimu. Melindungi dari kenyataan. Cahayamu telah bersatu dengan yang lain. Kau ingin cahaya dariku, Tapi tak ingin bersatu. Inilah. Jadi inikah? Akhir dari kehangatan? Akhir dari ribuan prasa? Akhir dari segala lelucon? Atau ini juga lelucon? Jika kau pikir aku bisa menahan. Aku bohong. Dari awal sudah aku coba. Tapi tetap sulit. Karena pijakan kita di rawa. Penuh kejutan. Butuh pondasi yang kuat. Butuh pernyataan. Jujurlah pada hatimu. Buat apa masih bersamaku? Cahayaku terang benderang menujumu. Tapi hanya untuk terangi hubunganmu dengan pemilik cahayamu. Tak perlu memilikimu. Cukup buatmu bahagia. Itu tujuanku selama ini. Meski senyummu bukan untukku. Jadi, inikah akhir? Bolehkah kuturunkan layar hitam ini? Drama kita berak...